SELAMAT JALAN PEJUANG
Hari ke 7 aku di negeri orang,
Dapet kabar yang ngak enak, itu emang ngak enak.
Ya ,sore kemarin aku dapat kabar dari kakak,dia bilang pakde kritis. Tekanan darahnya 70/40. Waktu itu aku cuman bisa berdoa semoga ada keajaiban, dan Allah kasih kesembuhan buat pakde, di kuatkan. Aku tau semanggat beliau sangat tinggi , seperti perjuangan beliau selama ini menjadi salah satu anak negeri yang ikut membela juga memperjuangkan Negara ini. Ikut berperang dan merebut kembali kemerdekaan Indonesia ini dari tanggan penjajah dan para komunis. Jasa beliau tak terhitung lagi untuk keluarga kami juga. Pakde adalah orang yang loyal dan tegas , namun di balik ketegasanya ... beliau sangat menyayangi kami, Melindungi dan menjaga kami. Beliau paling dekat dengan ayahhanda kami, ayahpun sanggat menghormati pakde sebagaimana adik dengan kakaknya.
Namun takdir berkata lain, yaaaa.... Allah ternyata lebih menyayangi Pak'de. Pukul 17:38 WIB...aku dapet kabar lagi. Ternyata pakde sudah pergi, beliau telah tiada.Dan yg bikin nyesek saat kepergianya aku tak ada di sana,ingin sekali melihat saat terahir Pakde. Ayahpun saat ku tanya kabar pada sodara yg di rumah, tak di beri tau,kami masih menjaga perasaan Ayah. Karna kami tau akan sakit sekali untuknya , merasa sanggat kehilangan dan hancur hatinya yg pasti.Namun kami tidak akan menutup selamanya, berlahanpun kami akan beri tau. Bukan niat jahat dan kejam, karna kami tau kondisi kesehatan beliau. Kami semua kehilangan. Derai air matapun tak kan membuat beliau kembali, hanya lantunan Doa yang kami panjatkan untuk beliau, ketabahan dan keiklasan.
Semua yang hidup dan bernafas pasti akan mati. Kami tau itu, tapi rasa kehilangan tak dapat kami pugkiri. Apalah daya kita hanya manusia biasa. Perasaan campur aduk menjadi satu, baru 2 minggu kemarin kami sekeluarga ke sana. Bertemu dan mengobrol bersama , di usianya yang sudah renta namun masih tersirat semanggat sisa" perjuangannya. Ada kebahagiaan tersendiri di raut wajahnya saat kami berkunjung ke sana, mungkin beliau bahagia karna bertemu sodaranya yaitu ayahanda dan keluarga kecil kami, mungkin dia rindu. Kalian tau sendirilah gimana kita dengan sodara kita, walau sering ribut-ribut waktu masih kecil,atau sering beda pendapat saat bersama, namun itu biasa. Tapi bila sudah pisah rumah dan berjauhan, rasanya semua itu akan terabaikan. Hanya rindu dan mengenang masa-masa yg lalu saat bersama. Namanya juga sodara. Ada mantan pacar,mantan istri/suami, tapi tak ada mantan sodara. Karna di darahnya mengalir darah yg sama dengan kita,itulah sodara, ikatan batin yg begitu kuat.
Kami bangga dengan Pak'de, tak ada sedikitpun keluh dan kesahmu, walaupun sakit raga yang engkau derita. Yang gak habis aku pikir, kenapa dia harus Kemo setelah operasi. Padahal di usianya yg sudah begitu renta, beliau harus merasakan sakitnya mesin kemo yang kita tau. Orang masih muda saja tak sanggup berhadapan dengan mesin kemo itu. Tapi sudahlah, mungkin sudah begini jalan takdirnya, aku juga gak menyalahkan salah satu pihak yang menyarankan pakde untuk kemo. Hanya nyesek aja aku rasa, kenapa dan kenapa harus kemo????? beliau hanya butuh suport juga semangat dari keluarga terdekatnya untuk sembuh dan kembali pulih.
Sekarang Pakde sudah tiada dan pergi, mungkin ini adalah yang terbaik buat Pakde dari Allah. Dari pada Pakde harus merasakan sakitnya mesin kemo dan merasakan pedihnya sakit yg beliau derita . Allah sekarang telah menyembuhkannya,Allah telah mengangkat sakitnya Pak'de, semoga Khusnul khotimah di terima di sisi Allah SWT, di lapangkan kuburnya dan di ampuni segala dosa-dosanya. Kami sekeluarga selalu mendoakanmu Pak'de...segenap keluarga besar Bp. SOEDARMIN - (Mangun Joyo Pawiro) memohon maaf atas nama segala salah dan khilaf baik lisan maupun tulisan. Yang sengaja atau tidak di sengaja, kepada hamba Allah SWT, siapapun dan di manapun. Al-Fatihah..."
بِسْمِ اللَّهِ الرَّ حْمَنِ الرَّحِيمِ
Bismillaahirrahmaanirrahiim
[1:1] Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
alhamdulillaahirabbil’aalamiin
[1:2] Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
الرَّ حْمَنِ الرَّحِيمِ
arrahmaanirrahiim
[1:3] Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
maalikiyawmiddiin
[1:4] Yang menguasai di Hari Pembalasan
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
iyyaakana’buduwa-iyyaakanasta’iin
[1:5] Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
ihdinaashshiraathalmustaqiim
[1:6] Tunjukilah kami jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
shiraathalladziinaan’amta’alayhim ghayrilmaghdhuubi’alayhim walaadhdhaalliin
[1:7] (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Selamat jalan Pak'de, Allah bersamamu... "
Komentar
Posting Komentar